Sabtu, 08 Desember 2012

Setahun berlalu

Sudah di penghujung tahun 2012. Hampir dua belas bulan sudah terlewati. Ternyata banyak juga kejadian-kejadian yang terjadi di tahun ini. Dari peristiwa bahagia, sampai peristiwa sedih karena di tinggal pulang lima saudara untuk selama-lamanya.

Januari terlewati dengan dua peristiwa. Yang pertama berangkatnya seluruh keluargaku ke kota kecil Jember untuk meminta putri orang untukku. Seminggu kemudian adik dari bapak (paklikku) masuk rumah sakit karena serangan stroke, kemudian keesokan harinya beliau meninggal dunia. Kejadian yang sangat tidak terduga. Karena beliau satu minggu sebelumnya masih ikut menemaniku ke Jember.

Februari termasuk bulan yang biasa-biasa saja bagiku. Pada bulan ini aku di pindahtugaskan ke unit baru oleh kantor tempatku bekerja pada waktu itu.

Maret merupakan bulan yang hampir sama istimewanya dengan Januari. Pada bulan ini ditentukannya tanggal pernikahan untukku dengan datangnya rombongan keluarga Nyonya ke Nganjuk. Meskipun pernikahan kami masih satu tahun lagi. Tapi keesokan harinya, kakak ipar dari ibu (pakpuhku) meninggal dunia karena sakit yang sudah diderita selama satu bulan terakhir. Keluargaku sangat terpukul dengan kejadian ini, karena satu hari sebelumnya ada acara ngembalikan lamaran di rumahku.

April terlewati dengan biasa saja, meskipun terdapat kejadian-kejadian yang mungkin akan terus teringat.

Mei adalah bulan dimana budhe dari bapak (nenek) pergi untuk menghadap Sang Pencipta. Sedihpun terasa bertambah lagi pada bulan ini.

Juni kurasa terlewati dengan sangat cepat. Pada bulan ini pula kami keluarga yang ada di Nganjuk mendapat kabar bahwa kakak ipar dari ibu (pakpuh) yang ada di Purwokerto masuk rumah sakit karena serangan stroke.

Juli diawali dengan kabar duka dari budhe yang ada di Purwokerto. Pakpuh meninggal dunia. Hari itu juga kami semua langsung berangkat ke Purwokerto. Beberapa minggu kemudian masuk ke bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan tahun ini jatuh di bulan Juli.  Tapi beberapa hari setelah puasa pertama, aku mendapat kabar bahwa kakak dari ibu (pakpuhku) tertimpa musibah. Beliau tertabrak sepeda motor dan sudah dibawa ke rumah sakit. Alhamdulillah beliau tidak apa-apa. Hanya saja istri beliau langsung terkena serangan stroke ketika mendengar kabar tersebut. Akhirnya tidak hanya pakpuh saja yang masuk rumah sakit, tapi budhe juga masuk rumah sakit dan kondisinya kritis. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, pakpuh boleh pulang. Pada hari yang sama juga budhe juga pulang, tapi tidak pulang ke rumah, melainkan pulang ke Rahmatullah. Kami sekeluarga hanya bisa pasrah kepada takdir yang ada. Hal yang sangat sulit bagi kami waktu itu adalah memberi tahu pada pakpuh tentang kondisi budhe.

Agustus terlewati dengan kenangan manisnya. Di bulan ini nyonya dan calon ibu mertua datang ke Nganjuk. Di bulan ini pula camer bertemu dengan sepupunya yang sudah hampir 25 tahun tidak bertemu. Ternyata sepupunya tinggal di Kediri, hanya setengah jam perjalanan naik sepeda motor dari rumahku. Reuni kecil yang mengharukan.

September berlalu dengan anggunnya.

Oktober pun juga menyapa deengan hangat.

November berjalan dengan rintikan hujannya yang istimewa.

Desember disambut dengan berita bahagia di awal bulannya.

Semoga saja tahun depan kita masih bisa tersenyum untuk dunia. Senyum yang ikhlas dari hati yang tulus. Semua kenangan di tahun ini mungkin akan tetap menjadi kenangan dan merupakan proses pembelajaran untuk menuju kedewasaan bagiku.

Eits......belum saatnya ternyata mengucapkan selamat tahun baru, masih beberapa minggu lagi. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar